Rabu, 29 Agustus 2012

KEHILANGAN SEORANG AYAH


            Sepeti gadis kecil biasanya yang tak mengerti apapun. Aku hanya bias meminta tanpa mengerti apa yang dkeluhkan orangtuaku.
“Pi,ak mau es krim yang rasa coklatt”,kata ku dengan manja dimana aku masih    5tahun.
             Papiku hnya menjawab,”ayo,Ke supermaket”.
Tapi dimana aku dan orang tuaku hidup yang cukup mewah, tapi rumah ami ngontrak soalnya kami blom punya cukup uang untuk membeli rumah. Kami mempunyai mobil,2 sepedah motor dan sedikit barang-barang. Termasuk mewah.
Sekaranglah titik kehancuran orang tuaku semuya habis sudah.
             “Pi,mobil dan kasetku kemana,bonekakun kemana?”tanyaku dengan polos.
             “mi,mobilku kemana?”begitu juga tanyaku kepada mamaiku.
             Orang tuaku hanya menjawab, “Kebakaran nak”.
Semua itu membuatku terpukul tetanggaku yang meminjam mobilku da menganguskan semua yang ada itu tidak bertanggng jawab. Semua buat aku menyesal.
                  Inilah sekarang,sudah mobil kebakaran tanpa pertanggung jawaban papiku mendapat masalah dikantornya. Hingga akhirnya dia harus mengundurkan diri dari kantor yang dia usaha masuk kesitu mulai aku belum lahir. Disitu lah sifat egois papik sering muncul dimana ia sering memukuli mamiku dengan seadanya. Tak lebih pun aku,akupun sampai mau dilempar batu. Semangat papiku pun mulai bangkit, Dia mulai membangun bisnis kecil-kecilan dengan berkeliling berjualan permen sampai bisnis jual beli beras. Kami tetep bertahan ditempat kami,dikontrakan yang kecil itu.
            “Dek,papi mau berangkat kerja dulu yah”,pamit papiku.
              Jawabku dengan lugu,”Oke”.          
              Disitulah mulai mencair keadaanku,ku anggap itu semua berakhir. Tapi kepalsuan yang datang, semua membuat keluargaku hancur. Papiku pulang kerumah orang tuyanya, dia diberi saran buat pergi merantau keMalasiya. Papiku pun setuju, tapi mami ku menentang itu semua.
            Opaku memberi saran,”Nak,mending kamu pergi kemalasiya. Dari pada kamu disini mau       kerja dimana?”.
             Papiku menjawab,”Iyalah pak,tapi kasihan anak istriku disini?”
             Opaku menjawab lagi," Sekarang buatlah rumah buat hidup anak istrimu!!!!,apa anak istrimu mau tinggal disini?”.
             Papiku berkata kepada mamiku.
            “Mi,aku akan pergi kemalasiya!bagaimana pendapatmu?”,kata papiku.
             Mamiku menjawab,”ngapain she pi kemalasiya segala?”   
            “Ya,buat kerjalah”
            “Kan disini bisa,masih banyak pekerjaan toh disini?”.
            “Lapangan pekerjaan dsini sangat sulit!!!!!!”.
             “Ndakk lah dengan usahapun ndak sulit?”.
             Aku tidak mengerti dengan perdebatan mami dan papi karena aku hanya seorang gadis kecil belaka.Akhirnya ayahku pergi dengan janji padaku yang 2tahun akan pulang kepadaku.
             “Papi mau kemana???”
             “Papi akan kerja,papi janji akan pulang 2tahun”.
             “Aku mau sekolah dianter papi”.
 “Tapi maaf,papi akan kerja dulu.Nanti kalau uangnya banyak dan bisa buat rumah     papi akan pulang”.
              “Papi jahat,papi mau tinggalin aku”.
              “Ndak nak papi akan telpon tiap hari”.
               Satu bulan berlalu ayahku pergi dengan kabar tiap hari,dua bulan mulai hilang dan sedikit menurun.Akhirnya aku tumbuh menjadi gadis yang beranjak dewasa kini aku ditinggal 6tahun,akupun masuk SMP.Ayahku masih mengirim kabar meskipun hanya 2bulan sekali itupun aku masih belum mengerti apa maksud semua ini.Akupun meminta uang buat masuk dalam sekolah SMP yang ku inginkan yang terpandang sekolah favorit.
              “Pi,aku mau masuk sekolah!!!!!!”
              “Ya nak”.
              “Tolong uangnya dikirim,aku sudah masuk dalam sekolah favorit”.
              “Waduh,pinter sekali anak papi
               Ya papi akan kirim berapa memang?”
               “Kalau ndak salah Rp 1.000.000 ,- pi”
               “Yah nanti papi usahakan”.
                Akhirnya aku masuk sekolah yang ku inginkan.Meskipun mamiku dengan bersusah payah.Papiku yang hanya memberi uang bulanan Rp 200.000 yang tidak mungkin cukup dengan banyaknya kebutuhanku.Akhirnya aku ingin menuntut lebih sekian tahun ayahku tidak membiayai aku dengan cukup,tapi respon itu malah membuat aku tertekan dengan semua itu.Dia malah memarahiku dengan kata-kata yang tak pantas ku dengar.
               “Kamu itu anak tak tahu diuntung,kamu gak tau kalau papi ini kerja dengan susah payah malah kamu senaknya minta”.
               “Selama ini aku kapan papi tau aku sakit,tidak makan mana peduli”.
               “Aku ini manusia bukan gudang uang’.
               “Aku pun tau tapi selama ini apa ngerti papi kalau aku tertekan”.
                Sejak itu mulai sedikit agak rengang hubunganku dengan ayah ku,meskipun aku terpukul dengan semua itu.Tapi tetap ku jalani itu semua.Dikit demi dikit hati ayahku itu luluh meskipun agak tidak enak kalau telpon.Komunikasi kami hanya lewat telepon meskipun ayahku tidak mau ngobrol dengan teu lpon.
               Akhirnya aku masuk SMA itulah yang membuat aku dan ayahku malah hilang komunikasi.sampai sekarang aku ditinggal ayahku selama 12 tahun.Dia membuatku bingung tanpa sebab dan apa salahku akupun tak tau.Semua ini buatku mender akan segalanya tapi sekarang aku ingin jadi yang lebih baik dan bisa menunjukan siapa aku yang sebenarnya.Aku pun bisa sekolah tanpa biaya dari ayahku itu.Aku kadang pun sering menangis melihat ini semua terjadi dalam diriku.
              “Mengapa semua ini terjadi dalam hidupku?”.
              Kini aku ingin melanjuatkan sekolahku kejejang lebih tinggi lagi tapi aku bingung dengan keuangan yang ada?.Bila ayahku ada mungkin aku tidak pernah kebingungan .Tapi masalah itu tak semakin mengecil tapi semakin membesar.Karena masalah semua ini dalam hidupku tambah runyam ayahku telah menikah dan mempunyai dua anak,kebingunganku kini betambah bagaimana aku harus menyeritakannya kepada ibuku yang dirumah.Dan aku berfikir aku yang salah.
             “Apa salahku hingga ku begini?”
             Sekarang ku coba pasrah menghadapi semua ini aku ingin menyerahkamn kepada Tuhan saja.Aku hanyalah gadis yang tak tau apa-apa tentang masalah orang tuaku,yang hanya ku tau ketidak setujuan dari kakek nenekku yang membuatku begini.
             Tugasku dari gereja membawaku untuk ikut perkumpulan yang disebut YOUTH CAMP diBatu,Malang.Disitu aku diketemukan dengan teman-teman yang banyak dengan satu pemina namanya Tante Rut,Pertamanya aku tidak kenal siapa-siapa karena aku ditugaskan sendiri disitu karena tidak ada yaqng semuran dengan ku.Awalnya kami berkenalan tapi disitulah aku mulai bercerita dengan Tante Rut semua tentang masalahku,Aku mencoba menjelaskan dan Tante Rut memberi nasihat karena kita tidak bisa melakukan apa-apa yang kita lakukan hanya berdoa.
         “Tante masalahku hanya tentang orang tuaku yang tau sekarang dimana?”.
         “Memang ada masalah apa?”
         “Aku sendiri tidak tau tante?”
         “Kita tidak bisa apa-apa,Yang kita bisa hanya berdoa kepada Tuhan”.
         Setiap KKR dan ibadah aku hanya bisa menangis untuk berdoa kepada Tuhan,Aku tidak bisa melakuakan apa-apa.Mungkin keajaaiban dan mujizat belum aqda dalam kehidupanku.Tetap semangat itulah yang diajaarkan Omaku yang telah meninggal dan Ibuku.Aku hanya ingin berusaha dan berdoa karena Tuhan tidak  tinggal diam.






*#*#*#*# SEMANGAT*#*#*#*#

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates